Penuaan adalah proses alami, tetapi penurunan fungsi otak bukanlah takdir. Penelitian di The Lancet Neurology mengungkap bahwa orang yang aktif secara fisik memiliki risiko 30–40% lebih rendah terkena demensia dibandingkan mereka yang jarang bergerak. Bagaimana olahraga melakukan “keajaiban” ini?
Pertama, latihan mengurangi inflamasi kronis di otak—musuh utama neuron. Kedua, olahraga meningkatkan plastisitas sinaptik, kemampuan otak untuk “mengubah kabel” dan membentuk jalur baru saat yang lama mulai rusak. Ketiga, aktivitas fisik menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah—dua faktor yang mempercepat kerusakan pembuluh darah otak.
Latihan kekuatan seperti angkat beban ringan (bahkan botol air mineral bisa jadi alat) dua kali seminggu terbukti meningkatkan fungsi eksekutif—kemampuan merencanakan, mengambil keputusan, dan multitasking. Sementara latihan aerobik seperti berenang atau jogging ringan membantu membersihkan plak beta-amiloid, protein yang menumpuk pada penderita Alzheimer.
Mulailah dari hal kecil: parkir mobil lebih jauh dari pintu kantor, gunakan tangga daripada lift, atau ikuti kelas senam lansia di puskesmas. Yang penting bukan intensitas, tapi keteraturan. Otak Anda akan tetap “muda” lebih lama—dan Anda bisa terus mengingat nama cucu atau resep masakan keluarga tanpa perlu catatan.
